Boss Terakhir

0 komentar

Pernah main game, nonton film atau baca komik kan?

Nah, biasanya kalo temanya petualangan-petualangan gitu mesti ada karakter yang dianggep sebagai Boss Terakhir, di mana kalo dia sudah kalah berarti ceritanya tamat.

Kalau di cerita-cerita jaman dulu, biasanya tujuan boss terakhir ini (menurutku) sangat wagu dan nggak masuk akal, yaitu :

Menguasai Dunia

Tujuan itu suangat konyol, *wong ngurus 1 negara wae sudah sulit kok, masih mau menguasai dunia.*
Nah mungkin karena itu, tujuan Boss-boss terakhir di cerita-cerita sekarang ini bervariasi, tapi biasanya yang paling banyak muncul adalah :

Menghancurkan Dunia (atau umat manusia)

Alasan ini lebih masuk akal untukku, karena dulu juga pernah kepikiran hal ini.

Justru karakter yang berperan sebagai boss terakhir ini adalah orang yang menyadari banyak hal, orang yang menyadari hal-hal menyimpang yang telah dilakukan banyak orang.
Sehingga dia yang mengetahui bahwa banyak hal sudah menyimpang dari patokan yang seharusnya merasa marah, mangkel, mutung, ngambek, sebel, dan lain sebagainya.

Seperti kalau kita sedang emosi, rasanya pengen mbanting sesuatu, atau tindakan lain untuk melampiaskan emosi, karakter ini ingin memusnahkan semua orang yang dia anggap menyimpang dan nyebai. Itulah penyebabnya kenapa dia bisa menjadi karakter boss terakhir dengan tujuan akhir penghancuran dunia (atau umat manusia).

Sering juga kita merasa seperti itu kan? Mangkel dengan orang lain dan ingin memukul, gelut, atau menghinanya atau dan lain-lain...
Kalau bermasalah dengan suatu grup, rasanya ingin agar grup itu hancur, atau mendapat masalah atau yang buruk yang lainnya.

Tapi, sebenarnya karakter boss terakhir tidak akan muncul kalau kita sadar akan lebih banyak hal
kalau kita menganggap orang lain salah, apakah patokan kita sendiri benar?
kalau kita memvonis orang lain bersalah, maukah kita mendengarkan dulu alasan tindakannya?
kalau kita akan "menghukum" orang yang (dianggap) bersalah itu, sudahkah kita perhitungkan apa efeknya?
sadarkah kalau ada kemungkinan bahwa kita juga dianggap bersalah oleh orang lain?

Ini cuma sekedar pemikiran yang mendadak timbul saat main game.... bingung penyampaiannya... hehe

Yah semoga pertanyaan-pertanyaan bisa menjadi pertimbangan saat hasrat-hasrat untuk menghancurkan dunia muncul... kalau sekarang sedang emosi, mending tenaganya buat bantu ngeruk Kali Code...

dunia ini indah dan sangar kok dab, nikmati dan benahi apa yang ada...

Dan karena tadi sudah tertulis kalau saya setuju dengan ide penghancuran dunia, tolong jangan langsung tuduh saya kalau dunia mulai hancur...

Bebas Mbablas

1 komentar

Bebas mbablas.... tahu artinya mbablas kan?kebablasan?

semoga tahu ya...
soalnya bingung mau diartikan apa...
Omong-omong gambarnya hampir nggak ada hubungannya lho :P

Indonesia negara bebas? Wooo ya jelas itu...
Padahal nggak juga, kebebasan ngomong, berperilaku, dan bertindak sangat dihargai dan diperhatikan di negara ini. Mau bukti? Coba saja kamu tunjuk-tunjuk muka orang sambil teriak "As* kamu!!" atau lain sebagainya...

Apa akibatnya?

Yah kemungkinan paling buruk ya dibacok... atau mungkin ada kemungkinan lain.

Lha ini, jaman sekarang ini kita juga menguasai dunia internet... Dunia yang disusun dari angka-angka hexadesimal yang kayak kode GameShark dan angka-angka lain. Kalau kita berkomunikasi di dunia ini kadang-kadang kita bisa lupa kalau yang kita ajak omong memang beneran orang, orang yang nyata, orang yang juga mengakses internet ini.

Bisa jadi kita bebas ngomong apa aja tanpa beban di forum-forum yang bisa pakai username nggak jelas. Saat itu kita bisa bebas mau ngapain. Mau mengeluarkan segala macam pisuhan seperti anjing, atau fakyu pun nggak terlalu masalah. Toh di dunia nyata mereka juga nggak tahu kita yang sebenarnya.

Tapii kalau sudah masuk jejaring sosial yang sudah pakai verifikasi (Facebook, Twitte, Plurk, dsb), kita bukan anonymous lagi. Di situ ada info-info pribadi kita, kita sudah mewakili diri kita sendiri. Apalagi kalau teman yang kita ajak berinteraksi sudah mengconfirm bahwa ia memang mengenal kita. Apalagi kalau ada saudara atau keluarga kita. Apalagi kalau ada pacar atau orang yang kita taksir....

Kalau kamu merasa bebas mau nulis apapun, tanpa mikir respon orang lain; itu tindakan yang amat sangat NGAWUR. Mereka mesti tetep bisa baca itu dan nggak sengaja bisa tersimpan di otak, meski itu nggak menarik untuknya.

Makanya saya heran (sekaligus ngakak) saat melihat banyak orang misuh-misuhi dan ngrasani orang lain secara kasar di status FB. Padahal di friendlistnya ada orang yang dipisuhi itu...
Sama saja dengan misuhi orang itu secara langsung kan?

Yang paling marai merinding dan mengganggu (dan sekali lagi, ngakak) adalah yang bermesraan di wall - tanpa peduli orang lain, Facebook serasa milik berdua. Contoh kalimatnya adalah :

mma ppa syng mma....
mma gy apa??
ppa kgn e....
i love u mma..

Maaf y sayang...
Maaf banget....
Maaf sebesar2nya
Maaf kalo aku sangat sayang kamu


Bukanya melarang, boleh lah kalau sekali-sekali nggoda, tapi mbok ya jangan setiap berapa menit bersayang-sayangan ria. Ini bukannya jealous, tapi cuma terganggu.

Dan yang terakhir (biar nggak kebanyakan), masih banyak orang buka-buka aib orang lain atau malah diri sendiri untuk konsumsi publik. Contohnya ada laki-laki habis putus curhat lewat status
Matre sialan, disayang-sayang ternyata cm manfaatin! Cuiih, cuiih
Padahal itu kan secara nggak sadar (atau malah sadar) mengungkapkan keburukan pacarnya ke orang lain di friendlistnya...

Bebas itu tetap ada batasannya, yaitu selama kita nggak merugikan orang lain.
Kita bebas nyetel TV asal volumenya nggak pol dan ngganggu tetangga atau tukang bakso yang lewat depan rumah. Kita bebas nyanyi-nyanyi, joget-joget, tapi kalau sambil telanjang di jalan - malah koyo wong edan.
Sebenarnya saya sendiri agak menikmati kekonyolan di dunia maya ini, sehingga bisa tahu macam-macam hal tanpa banyak tanya. Dan ini bisa juga menjadi hiburan saat menunggu antrian atau lainnya.
Tapi disarankan untuk mengendalikan hasrat anda menulis macam-macam. Kita bebas merangkai kata di situs-situs tersebut, tapi kalau tulisan kita ternyata membuat orang lain terganggu, tersakiti, marah, atau malah sampai nangis-nangis, yaah malah merugikan.
Merugikan orang lain dan diri sendiri di dunia nyata. Kan sudah ketahuan oleh teman-teman anda (yang memang mengenal anda) kalau pemilik account itu adalah anda.

Sepertinya kita tetap harus mengendalikan kebebasan kita di jagat internet ini...

Semacam Intro

0 komentar

Blog...

sebenarnya sudah punya blog, tapi yang dulu sudah ternodai banyak post nggak jelas akibat tugas sekolah yang materinya tentang blog....
dan sekarang mbuh kenapa pengen nguthek-uthek blog lagi...
yaaa jadilah ini psotingan pertama di blog ini...
maaf kalo kadang-kadang bahasanya kecampuran bahasa jawa... sengaja
karena kadang rasanya nggak mantep tanpa bahasa jawa...
Pareng...